Ritual Unik Dari Berbagai Daerah dan Negara

Lowongan Kerja dan Peluang Usaha di bidang IT menanti keterampilan anda sebagai ahli teknisi komputer. Jadilah Teknisi Komputer Professional dengan memiliki Panduan Teknsisi Komputer Terlengkap dari Toko Ebook Online Terpercaya. Ayo gabung bersama Qbonk Media Group DI SINI.
Ritual adalah acara yang ditata sedemikian rupa dengan berbagai macam aturan dengan tujuan tertentu. Ritual biasanya berkaitan dengan kepercayaan manusia akan alam ghaib atau makhluk ghaib. Maka kemudian ada sejumlah orang yang mendiskreditkan ritual dengan penamaan klenik, tahayul dan lain sebagainya.

Ritual unik adalah ritual yang benar-benar unik dan menjadi ciri khas suatu suku atau daerah. Di berbagai daerah di Indonesia bahkan di berbagai belahan dunia memiliki ritual sendiri-sendiri sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Uniknya ritual tidak hanya dilakukan untuk tujuan baik, tapi juga terkadang untuk tujuan-tujuan jahat bahkan mencelakaakan orang.

Berikut ini adalah beberapa ritual unik yang ada di Inonesia dan negara-nengara lainnya.

Ritual Unik Minta Hajat di Gunung Perahu
BANYAK cara dilakukan oleh masyarakat untuk menghormati dan melestarikan budaya leluhur. Di Nganjuk, Jawa Timur, warga sebuah desa di tengah hutan rela berjalan kaki hingga berkilometer untuk mengarak dua orang sinden ke makam seorang tokoh leluhur mereka di puncak Gunung Perahu.

Di makam tersebut, warga lantas menyampaikan segala permintaannya, sementara dua sinden yang di arak menyanyikan tembang-tembang Jawa dengan iringan musik mulut.

Pada tahun-tahun sebelumnya, pagi adalah hari istimewa bagi warga yang tinggal di lereng Gunung Kendeng, tepatnya di Desa Bajang Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Bertepatan dengan 1 Rajab di bulan Jawa, warga beramai-ramai mengarak dua orang sinden menuju ke sebuah makam keramat di puncak gunung perahu (yang berdekatan dengan Gunung Kendeng).

Sembari berjalan kaki, warga juga membawa berbagai perlengkapan ritual, termasuk nasi selamatan lengkap dengan lauk pauknya.

Pada proses arak-arakan ini, dua sinden ataupun warga tidak boleh naik kendaraan, tetapi harus murni berjalan kaki hingga sejauh 3 kilometer dengan jalanan yang menanjak.

Sampainya di puncak gunung perahu, warga langsung menuju ke makam Dampu Awing, yakni seorang tokoh pada zaman kerajaan Mataram yang kini dikeramatkan.

Melalui sang juru kunci yang menjaga makam, warga langsung menyampaikan segala keinginannya, baik dalam hal pekerjaan, kesembuhan dari berbagai macam penyakit, hingga putranya lulus dalam ujian nasional.

Sementara itu, dua sinden yang diarak langsung membawakan sejumlah tembang Jawa dengan iringan musik tradisional. Uniknya, musik yang mengiringi bukan lagi gamelan, tetapi musik yang didengungkan dari mulut para panjak (musisi gamelan).

Darmini mengaku, sengaja menggelar ritual seperti ini tiap tahun karena yakin segala keinginannya akan terkabul jika sudah mempersembahkan sesaji dan berdoa di makam Dampu Awing.

“Sebaliknya, jika tradisi ini ditinggalkan, warga takut desa mereka yang berada di tengah hutan ini akan ditimpa bencana,” paparnya.

Selain itu, Perangkat Desa Bajang Mardi menjelaskan, tradisi ini sudah rutin di gelar secara turun temurun oleh warga di Desa Bajang.

“Dahulunya tempat di sekitar gunung perahu ini adalah danau yang sangat luas,” terangnya.

Mardi  menambahkan, sang Dampu Awang yang datang dengan mengendarai kapalnya tiba-tiba terdampar di tempat ini, hingga lama kelamaan air danau mengering, kawasan ini berubah menjadi hutan dan perahu Dampu Awang membentuk gundukan tanah.

“Gundukan tanah dari puing-puing perahu inilah yang kemudian di sebuah gunung perahu dan setelah meninggal dunia, jasad Dampu Awang dimakamkan di tempat ini,” imbuhnya.

Mardi menjelaskan, setelah nasi selamatan yang dibawa di bacakan doa, lauk pauk dan seluruh makanan inipun di bagikan dan dimakan bersama.

“Soal tercapainya hajat yang diminta, Anda boleh percaya atau tidak, namun kenyataannya, tradisi ini begitu melekat dan sudah menjadi bagian dari cara hidup warga Desa Bajang yang tinggal jauh di tengah hutan wilayah pegunungan Kendeng,” tutupnya.
(Mukhtar Bagus/SUN TV/ftr)
Sumber : http://travel.okezone.com/read/2011/06/03/408/464289/ritual-unik-minta-hajat-di-gunung-perahu



Ritual Unik Suku Toraja Membersihkan dan Mengganti Busana Jenazah Leluhur

Tana Toraja di Sulawesi Selatan sudah lama terkenal dengan alam pegunungannya yang permai serta ritual adatnya yang unik. Yang paling tersohor, tentu saja, pesta Rambu Solo yang digelar menjelang pemakaman tokoh yang dihormati.

Tiap tahun pesta yang berlangsung di beberapa tempat di Toraja ini senantiasa mengundang kedatangan ribuan wisatawan.Selain Rambu Solo, sebenarnya ada satu ritual adat nan langka di Toraja, yakni Ma’ Nene’, yakni ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur.

Ritual ini memang hanya dikenal masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara. Biasanya, Ma’ Nene’ digelar tiap bulan Agustus. Saat Ma’ Nene’ berlangsung, peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua, dikeluarkan dari makam-makam dan liang batu dan diletakkan di arena upacara.

Di sana, sanak keluarga dan para kerabat sudah berkumpul. Secara perlahan, mereka mengeluarkan jenazah (baik yang masih utuh maupun yang tinggal tulang-belulang) dan mengganti busana yang melekat di tubuh jenazah dengan yang baru.Mereka memperlakukan sang mayat seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar.

Ritual Ma’ Nene’ oleh masyarakat Baruppu dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup.


Asal Muasal Ritual Ma' Nene' di Baruppu

Kisah turun-temurun menyebutkan, pada zaman dahulu terdapatlah seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek. Saat sedang berburu di kawasan hutan pegunungan Balla, bukannya menemukan binatang hutan, ia malah menemukan jasad seseorang yang telah lama meninggal dunia. Mayat itu tergeletak di bawah pepohonan, terlantar, tinggal tulang-belulang.

Merasa kasihan, Pong Rumasek kemudian merawat mayat itu semampunya. Dibungkusnya tulang-belulang itu dengan baju yang dipakainya, lalu diletakkan di areal yang lapang dan layak. Setelah itu, Pong Rumasek melanjutkan perburuannya.

Tak dinyana, semenjak kejadian itu, setiap kali Pong Rumasek berburu, ia selalu memperoleh hasil yang besar. Binatang hutan seakan digiring ke dirinya. Bukan hanya itu, sesampainya di rumah, Pong Rumasek mendapati tanaman padi di sawahnya pun sudah menguning, bernas dan siap panen sebelum waktunya.

Pong Rumasek menganggap, segenap peruntungan itu diperolehnya berkat welas asih yang ditunjukkannya ketika merawat mayat tak bernama yang ditemukannya saat berburu. Sejak itulah, Pong Rumasek dan masyarakat Baruppu memuliakan mayat para leluhur, tokoh dan kerabat dengan upacara Ma’ Nene’.

Dalam ritual Ma’ Nene’ juga ada aturan tak tertulis yang mengikat warga. Misalnya, jika seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma’ Nene’ untuknya.

Ketika Ma’ Nene’ digelar, para perantau asal Baruppu yang bertebaran ke seantero negeri akan pulang kampung demi menghormati leluhurnya.

Warga Baruppu percaya, jika Ma’ Nene’ tidak digelar maka leluhur juga akan luput menjaga mereka. Musibah akan melanda, penyakit akan menimpa warga, sawah dan kebun tak akan menghasilkan padi yang bernas dan tanaman yang subur.


Ritual-Ritual Unik dari Luar Negeri

Ritual Unik Lompat Bayi
Sebuah ritual unik penghapusan dosa bagi sejumlah bayi digelar di desa Castrillo de Murcia, dekat Burgos, Spanyol utara, Minggu (26/6). Dalam ritual El Salto del Colacho (atau sering juga disingkat El Colacho) ini, seorang lelaki yang mewakili karakter iblis melompati bayi-bayi yang ditidurkan di bawahnya. Ritual ini digelar sejak 1620 sebagai salah satu bagian perayaan Corpus Christi bagi umat Katholik. (Foto: AP Photo/ Israel Lopez)

Ritual Unik Anak Menaklukan Ular Kobra
Semua anak-anak suku Wadi dipertemukan dengan seekor kobra berbisa ketika mereka beranjak dua tahun. Dalam 10 tahun mereka memiliki ritual di mana mereka mempelajari semua rahasia mantra ular . Kedua anak laki-laki dan perempuan harus belajar untuk mengelola kobra, karena wanita harus menghadapi sendiri jika suami dan saudara mereka akan jauh.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar sercara sopan dan relevan